BeritaPilihanPokja 4

Dinkes dan TP PKK Kota Malang Kuatkan Sinergi Perangi Stunting

Blimbing (malangkota.go.id) – Stunting atau gagal tumbuh kembang pada anak menjadi salah satu isu strategis nasional. Banyak faktor yang memengaruhi seorang anak mengalami stunting. Penyakit infeksi menjadi salah satu faktor penyebab tidak langsung yang meningkatkan risiko stunting. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pencegahan dan pengendalian penyakit menular maupun penyakit tidak menular, maka Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang menggelar sosialisasi pada koordinator kader PKK Kota Malang di Hotel Harris, Selasa (30/1/2024).

Pj. Ketua PKK Kota Malang Hanik Andriani foto bersama peserta kegiatan

Kepala Dinkes Kota Malang dr. Husnul Muarif, MM menyebut sosialisasi ini penting untuk memberi edukasi kepada para kader kesehatan tentang pencegahan penyakit menular dan penyakit tidak menular pada anak kaitannya dengan upaya penurunan stunting. Penting untuk diketahui bahwa salah satu pemicu stunting adalah gizi buruk pada ibu dan anak. Gizi buruk pun dapat dipicu oleh beberapa penyakit infeksi seperti tuberkulosis (TBC), diare, Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), dan berbagai penyakit kronis lainnya.

“Perlu adanya tata laksana yang terintegrasi dalam penanganan stunting termasuk kemungkinan penyebab dan faktor risiko stunting yang didasarkan pada penyakit penyerta,” ujar Husnul.

Husnul menuturkan bahwa stunting dan penyakit infeksi memiliki keterkaitan. Penyakit infeksi dalam jangka panjang dapat menyebabkan stunting. Demikian juga sebaliknya, stunting juga bisa meningkatkan kemungkinan terjangkit penyakit salah satunya adalah TBC.

“Prevelansi keduanya (stunting dan TBC) masih cukup tinggi di Indonesia, sehingga kedua penyakit ini menjadi program prioritas di bidang kesehatan. Peningkatan pemeliharaan dari status gizi dan pengobatan TBC akan menjadi salah satu tiket emas membangun Indonesia lebih sehat dan lebih kuat terhadap serangan penyakit,” terang Husnul.

Dalam penanganan stunting sangat dibutuhkan kerja sama lintas sektor, bukan hanya instansi di bidang kesehatan. Mengingat ibu memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan keluarganya, maka Dinkes menggandeng TP PKK Kota Malang untuk saling menguatkan kolaborasi dalam penanganan stunting.

Sementara itu, Penjabat (Pj.) Ketua TP PKK Kota Malang Hanik Andriani Wahyu Hidayat menyampaikan bahwa ada indikasi bahwa anak dengan risiko stunting dan memiliki penyakit bawaan memiliki risiko kesehatan yang sangat tinggi. “Ada 3.423 anak dengan risiko stunting. Dan ternyata sebagian besar di antaranya tidak hanya mengalami masalah gizi saja, namun juga indikasi tertular penyakit menular,” imbuhnya.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Hanik mendorong para kader untuk melakukan berbagai upaya mulai sosialisasi dan pendekatan kepada masyarakat bahwa stunting serta penyakit tidak menular dan penyakit menular itu bisa dicegah.

“Selain penyampaian sosialiasi, TP PKK juga membudidayakan lele dan urban farming di 57 kelurahan. Ini harapannya dapat memenuhi kebutuhan makanan sehat, mendapat gizi cukup yang tujuannya agar terhindar dari penyakit juga tentunya mencegah stunting,” ujarnya.

Hanik juga mendorong para ibu rumah tangga untuk bisa menjaga kesehatan keluarganya dan menghindarkan anggota keluarganya dari berbagai macam penyakit. Salah satunya dengan Pembiasaan Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Termasuk diharapkan bisa menyediakan menu makanan sehat bagi anak.

“Ibu-ibu rumah tangga tentu bisa berkreasi menciptakan berbagai kreasi menu makanan sehat yakni sayur atau bahkan ikan dan bahan pangan lain agar anak tercukupi gizinya,” pungkasnya.

Salah satu peserta kegiatan yang berasal dari Kelurahan Mojolangu, Yuli Handayani menyampaikan bahwa kegiatan ini amat bermanfaat terutama bagi para kader. “Dengan kegiatan ini pengetahuan kami menjadi bertambah, apalagi terkait pencegahan stunting. Akan kami sampaikan juga ke masyarakat di wilayah tentang pentingnya skrining kesehatan penyakit menular dan tidak menular. Jadi kalau ibunya sehat, insyaallah anaknya juga sehat,” ujar Yuli. (ari/yon)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *