Upaya menjaga kerukunan umat beragama membutuhkan peran sinergis dan strategis dari semua elemen pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat, komunitas umat beragama, serta seluruh warga negara Indonesia.
Hal tersebut juga menjadi Program Kerja Pokja 1 TP PKK Kota Malang Tahun 2017. Salah satu kegiatannya adalah
memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kerukunan antar umat beragama di Indonesia. Yakni dalam Seminar yang bertajuk Konsepsi Kerukunan Antar Umat Beragama dalam Kerangka NKRI, yang diadakan pada Senin, 27/3 di Kartini Imperial Ballroom.
Sekitar 200 orang hadir pada acara yang dimotori Pokja I tersebut. Tujuan digelar seminar tersebut, untuk memberi bekal keterampilan kepada kader agar mampu berperan dalam meminimalisir konflik umat beragama di wilayah masing-masing.
Dr Hj Mufidah Cholil, M.Ag, Ketua Presidium Perempuan Antar Umat Beragama Kota Malang, salah satu narasumber dalam acara tersebut memaparkan materi tentang
kerukunan antar umat beragama dalam kerangka NKRI.
“Pluralisme di masyarakat terdiri atas berbagai unsur dengan subkulturnya masing-masing. Lalu menjalin kesepakatan menampilkan diri sebagai suatu komunitas yang utuh,” ujar Mufidah.
Pluralisme harus dipahami sebagai ikatan dan pertalian sejati sebagaimana disimbolisasikan dalam Bhinneka Tunggal Ika dalam NKRI.
Sementara itu, pembicara lainnya Pendeta Philipus Kurnianto dari Gereja Gembala BGDI Immanuel menyampaikan materi tentang kerukunan dalam perspektif agama Kristen. Menurut Philipus,kerukunan yang dicita-citakan Umat Kristen adalah kerukunan yang otentik dan dinamis. Yaitu kerukunan yang benar-benar keluar dari hati yang tulus dan murni berdasarkan ajaran kasih.
Kondisi obyektif keagamaan dalam konteks di NKRI, lanjut Philipus, merupakan momentum bahwa kebersamaan dalam kepelbagaian adalah satu-satunya corak hidup yang tepat bagi kesatuan dan persatuan bangsa.
Dalam kesempatan yang sama, Haksu Hanompramana, Ketua Majelis Agama Konghuchu Indonesia (Makin) Genta Rochani menjelaskan bahwa dalam hidup bermasyarakat, adanya perbedaan merupakan keniscayaan yang tak terhindarkan sebagai konsekuensi logis.
Hidup menjadi hidup karena perubahan, perubahan tentu melahirkan perbedaan dan perbedaan memerlukan toleransi, solidaritas dan harmoni.
Menurut Hanopramana, perbedaan itu tidak dipertentangkan melainkan terserasikan. “Kita tak mungkin menghindar dari kemajemukan, “Menerima” dan “Kebersamaan” adalah kodrat manusia dalam kehidupan,” jelas dia.
Pembicara lain yang hadir dalam kesempatan itu adalah Kapten CPM Krisyanto Hadi, Pasi Lidpamfix Denpom V/3. Krisyanto memaparkan wawasan kebangsaan kepada Komunitas Lintas Agama dan Kader PKK Tingkat Kelurahan dan Kecamatan se-Kota Malang.
Krisyanto mengatakan kondisi demografi Indonesia menunjukkan jumlah penduduk sgt besar 2016 sejumlah 254 juta jiwa, penyebaran tidak merata. Sekitar 105 bahasa daerah dari 108 etnik, kualitas SDM mayoritas rendah, berbagai suku, agama dan budaya. Hal ini memicu kerawanan-kerawanan di semua aspek kehidupan: politik ekonomi sosial budaya, rasa nasionalisme yang terdegradasi terutama di kalangan generasi muda bangsa.
“TNI memiliki tugas mengawal NKRI, tentunya keutuhan NKRI adalah tanggung jawab seluruh Warga Negara Indonesia. Yang utama diwujudkan adalah terbentuknya karakter yang berwawasan kebangsaan dalam bingkai NKRI,” kata dia.
Tuntutan Bangsa, kata Krisyanto, ibaratnya “Bila kita kehilangan uang, kita akan kehilangan sesuatu”_
_”Bila kita kehilangan hati, kita akan kehilangan sesuatu yang berharga”_
_”Bila kita kehilangan karakter, kita akan kehilangan segalanya”_
Hadir dalam kesempatan itu, pengurus TP PKK Kota Malang, Kader Pokja 1 TP PKK Kecamatan dan Kelurahan se-Kota Malang, Komunitas Umat Beragama: Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu, dan Konghucu. Selain itu, Pengurus Cabang NU Kota Malang, PC Muslimat Kota Malang, Pengurus Cabang Fatayat Kota Malang, Pengurus Cabang Ansor Kota Malang, IPNU IPPNU Kota Malang, Pengurus Daerah Muhammadiyah Kota Malang, Pengurus Daerah Aisiyah Kota Malang, Pengurus Daerah Pemuda Muhammadiyah Kota Mlg, Pengurus Daerah Nasyiatul Aisiyah Kota Mlg, Persit Denpom Malang, Dharma Wanita Persatuan Kota Malang, Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Malang, Penyuluh Agama Islam Kota Malang. (Elv)