Malang – Budaya dan sektor pariwisata di Kota Malang terus dikampanyekan Tim Penggerak PKK Kota Malang. Targetnya agar kedua sektor tersebut makin dikenal masyarakat luas hingga mendongkrak kunjungan wisata di Kota Malang.
Seperti yang dilakukan TP PKK Kelurahan Tlogomas dalam Diskusi Live di Studio ATV (Agropolitan TV) pada Selasa 26 September 2017. Hadir sebagai narasumber Ketua TP PKK Kelurahan Tlogomas Ny Emma Kartika dan Anggota Pokja 3 TP PKK Gusti Fahmi Irawaty. Keduanya memaparkan tentang Kampung Budaya Watu Gong dan Batik Khas Tlogomas.
Dalam paparannya, Emma menyebutkan kampung tematik Watugong yang berada di RT 04 RW 03 Kelurahan Tlogomas memiliki potensi sejarah yang harus dilestarikan lewat inovasi batik khas Tlogomas yang digagas Pokja 3. “Sejarah yang melekat yakni 12 situs Watugong yang ada di sana menginspirasi Pokja 3 membuat desain batik dengan tema situs watugong,” ujar Emma.
Apa saja macam desain batiknya? Emma mengatakan desainnya seperti gambar watugong, tanaman labu kendi (karena ditanam di setiap rumah). Juga gambar Piala Adhi Karya Bhakti Praja yakni piala yang diperoleh TP PKK Kota Malang dalam lomba tingkat nasional. Dipilihnya desain dengan gambar piala tersebut diharapkan memacu ibu-ibu PKK proaktif membatik.
Perlu diketahui, lanjut Emma, situs Watugong di kawasan Tlogomas pada 1985 pernah diresmikan oleh Pemkab Malang karena kala itu Tlogomas masih dinaungi Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Situs sejarah itu berupa 12 batu berbentuk gong, bejana batu, lesung yang mengelilingi pendopo. “Fungsi watugong untuk alas tiang rumah. Nah, inilah yang menginspirasi Pokja 3 mengembangkan batik khas Tlogomas,” paparnya.
Lewat karya batik khas Tlogomas ini diharapkan warga Tlogomas tidak melupakan sejarah. Target lainnya adalah untuk menggaet wisatawan, peneliti mahasiswa untuk datang ke Kampung Budaya Watugong. Apalagi di kawasan ini kerap digelar kegiatan keagamaan perayaan bersih desa yang rutin digelar di sana.
Anggota Pokja 3 TP PKK Gusti Fahmi Irawaty menambahkan batik khas Tlogomas ini sudah diproduksi warga sejak 2013 lalu dan kerap hadir di sejumlah pameran yang didukung Dinas Perindustrian Kota Malang. Melalui kube, warga setempat belajar membatik yakni mencanting dan mendesain batik di Kota Solo dan Jogjakarta.
“Semua ini berkat support pemerintah Kelurahan Tlogomas yang rutin menggelar pelatihan hingga mampu mendesain motif dan pakaian sesuai pola,” ujar Gusti,
Saat ini, kata Gusti, adanya kerja sama dari Universitas Machung untuk selalu memperbaiki motif dan desain batik yang bisa berdaya jual. Rencananya, motif akan dipatenkan untuk melindungi hasil karya batik dari penjiplakan. (anik amal)